Skip to main content

Tari piring atau tari piriang


Halo sahabat ragam budaya, kembali lagi ragam budaya akan memberikan informasi tentang seni budaya, kali ini ragam budaya akan memberikan informasi seni tari yang berasal dari daerah solok, sumatra barat. Pastinya kalian sudah tau kan tarian yang terkenal di daerah sumatra, yap benar sekali, tari piring atau sering juga disebut dengan tari piriang.

Tari piring atau tari piriang ini merupakan tarian tradisional minangkabau yang melibatkan atraksi piring dengan mengayunkan piring yang ada di tangannya tanpa terlepas. Secara umum, tari piring dilakukan dengan jumlah orang yang ganjil, dan sekarang hanya ditarikan oleh perempuan saja. Nah beberapa tahun sebelumnya pemerintah sudah menetapkan tari piring sebagai aset untuk menarik perhatian wisatawan. Perlu diketahui bahwa ternyata gerakan-gerakan dalam tari piring ini merupakan gerakan dalam silat minangkabau.

Menurut sejarah, tari piring ini awalnya merupakan sebuah ritual sebagai ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah. Namun setelah agama islam masuk ke minangkabau, tradisi tari piring tidak digunakan sebagai ritual lagi, namun tarian ini masih tetap ada sebagai sarana hiburan masyarakat setempat. Gerakan-gerakan dalam tari piring ini umumnya dengan meletakan 2 buah piring di atas telapak tangan kemudian mengayun-ayunkan piring dengan cepat dan sesekali mendentingkan piring. Pada akhirnya piring-piring ini akan dilemparkan ke lantai, dan penari akan menari di atas pecahan piring tersebut. Ada beberapa jenis variasi gerakan dalan tari piring, yaitu gerakan tupai bagaluik(tupai bergelut), bagalombang(bergelombang), dan aka malilik(akal melilit).

Terlepas dari gerakan dari penarinya, tari piring ini diiringi oleh alunan alat musik yang disebut dengan telempong dan saluang. Telempong ini sebuah alat musik yang mirip seperti yang ada di gamelan, bahannya terbuat dari kuningan, dan menghasilkan suara yang berbeda-beda ketika dipukul. Sedangkan saluang merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu, alat musik ini mirip dengan seruling, konon katanya saluang ini memiliki sebuah mantera tersendiri yang dapat menghipnotis penonton yang mendengarnya.

Usut punya usut, tari piring ternyata diciptakan oleh seorang seniman dari minangkabau yang bernama huriah adam. Konon beliau merupakan seniman terkenal di minangkabau. Beliau juga sudah banyak menciptakan berbagai jenis tarian yang indah yang tentunya sudah sangat terkenal di bumi minangkabau.
Namun meski sudah jaya pada masanya, seniman ini juga punya hal kelam, beliau meninggal dalam kecelakaan pesawat dengan jasad yang tidak ditemukan sampai sekarang. Kita doakan saja agar sang seniman bisa mendapatkan tempat yang layak di alam sana. Kita ucapkan juga terimakasih atas karya-karya yang telah diciptakannya.

Nah itu dia sahabat ragam budaya sedikit ulasan tentang tari piring atau tari piriang. Selain mengetahui tentang tari piring, kalian juga sudah aku kasi tau tentang penciptanya.

Comments

Popular posts from this blog

GENDANG BELEQ MUSIK PENYEMANGAT DARI GUMI SASAK LOMBOK

Halo sahabat ragam budaya, kali ini kita akan membahas tentang kesenian asli lombok yaitu Gendang Beleq. Pasti sebagian dari kita sudah tau apa itu gendang beleq apalagi sekarang lombok sedang menjadi salah satu objek wisata halal di indonesia. Gendang Beleq adalah sebuah kesenian musik tradisional yang dimainkan dengan cara berkelompok memakai beberapa macam alat musik dan gendang yang berukuran besar sebagai alat musik utamanya.   Gendang Beleq sendiri memiliki arti (Gendang : Alat Tabuh Besar ) (Beleq : Artinya Besar) Sehingga diartikan sebagai alat tabuh atau gendang besar yang saat ini sering kita temukan sebagai alat kesenian daerah Gumi Sasak yang digunakan saat perayaan Pernikahan, Sunatan hingga acara special event lainnya. Pada awalnya kesenian Gendang Beleq digunakan untuk alat musik pengiring dan juga penyemangat bagi para prajurit pada saat akan berjuang ke medan perang. Suara yang dihasilkan pada Gendang Beleq ini dipercaya dapat membuat para prajurit lebi

Tradisi maling suku sasak, legalkah?

Maling, di dalam indonesia kata maling ini tentunya bermakna negatif, buruk, dan tidak baik. Karena arti maling ini sendiri adalah merampas/mengambil milik orang lain. Namun berbeda dengan di lombok, terutama oleh suku sasak, maling dilegalkan oleh suku sasak. Kok bisa ya? Ok,  di sini akan saya jelaskan maksud dari maling ini, jadi di suku sasak ada sebuah tradisi pernikahan yang unik yang biasa disebut dengan maling/memaling. Tradisi ini merupakan salah satu prosesi di dalam pernikahan yang dilakukan oleh suku sasak. Ya seperti namanya, maling/mencuri, di sini akan ada sebuah aksi pencurian, namun yang dicuri bukanlah barang berharga atau benda mati lainnya, namun yang dicuri disini adalah wanita/perempuan/mempelai wanita yang akan disunting. Oleh masyarakat sasak, sebelum melakukan pernikahan biasanya mempelai pria akan memaling mempelai wanita dari keluarganya, sesuai dengan namanya,  memaling, hal ini dilakukan secara diam-diam dan sudah direncanakan oleh pria dan wanita y

EKSISTENSI WETU TELU DI LOMBOK

Halo, sahabat ragam budaya kali ini kita akan membahas budaya yang sangat unik dari indonesia bagian tengah yaitu dari lombok, nusa tenggara barat salah satu budaya unik dari pulau yang dijuluki dengan pulau seribu masjid ini adalah budaya wetu telu. Mungkin sahabat ragam budaya sudah mendengar atau mengetahui apa itu budaya wetu telu, wetu telu adalah praktik unik sebagian masyarakat suku Sasak yang mendiami pulau Lombok dalam menjalankan agama Islam . Ditengarai bahwa praktik unik ini terjadi karena para penyebar Islam pada masa lampau, yang berusaha mengenalkan Islam ke masyarakat Sasak pada waktu itu secara bertahap, meninggalkan pulau Lombok sebelum mengajarkan ajaran Islam dengan lengkap. (https://id.wikipedia.org/wiki/Wetu_Telu) Jika kita mengenal bahwa kegiatan beribadah umat islam biasanya melakukan kegiatan beribadah sebanyak 5 (lima) kali dalam sehari atau yang kita kenal dengan sholat lima waktu tetapi dalam budaya wetu telu ini masyaraka